Indramu bukan hayalan bukan sepayah ucapanmu
Bualanmu merajamku di antara hujan deras tua
Salahkah jika kunikmati tubuhmu,hanya berupa sekat
Perbuatanmu merusak putih asli warnaku yamg berangsur pucat
Bibirmu merusak gusiku,dinding kamar kostmu menatap sinis
Ketika ku rapatkan tubuhmu,air gemercik mendesah tersirat bau mulutmu
Jangan pernah menyangkal bahwa ini dosa bukan karma
Ini ada bukan berupa sekat sekat keraguan,ku tahu cintamu busuk!!
Deritan suara lidahmu,ingin ku gigit berhalusinasikan seidikit dendam
Di antara hina aroma khalayak tubuhmu yang berasa ramai jamah jemari
Haram sebenar tubuhmu di dekapanku ku nikmati beraura nafsu
Jangkar mu siap ku tinggalkan,sikapmu selalu menebar senyum antara picis
Linglung kebodohanmu,nama mereka terlihat jelas di jenong jidatmu
Sayang….., ku tahu kau tak buta, semu alasanmu hanya menyesakan dadaku…
Hari ini mendekat valentine,hanya bisu malam ini yang merambat melaju
Sedikitmu sekejap terlintas di antara bau asap rokok,wajahmu ,senyummu,
Tawamu ,bibirmu,mendekap keras di kedua kelopak mataku
Jangan berisik…, dengusan nafasnya menyebul di antara riak hujan yang tak kunjung berhenti memori ini takkan terlupa,ku enggan bicara utarakan sepatah kata,hanya tatapan mata kosong merusak lamunanku
Sayang,ku doakan makin banyak jemari manjamahmu agar kau bisa nikmati
Lupakan janjimu,karena itu hanya sayatan sembilu yang tak pantas
Aku mancintaimu lebih dari ribuan jemari yang menjamahmu
Gelap malam itu wakilkan betapa murah perbutanmu diantara mata-mata
Hanya bangku yang tak berujar,hujan jangan berhenti lihat kekasihku
Berbuat dosa…,arak di tubuhnya membakarnya.
Ini-itu
menyalakan kedua mataku
kau indah hanya dalam sekejap,
berangsur pergilah kau karena kau ada hanya karena temaram
buanglah sedikit tatapan kecilmu,ada tuhan di belakangku,ada Tuhan tepat di bisikan hatimu
bukan munafik
aku tak patut
kaupun tak patut memang bukan....
lihat langit tak perlu menanti,cibirlah jika itu menyakitimu
manusiawi sekali.... buanglah hatiku dalam rancu bising bahasa picikmu,
aku ada dalam angin,bukan sesuatu yang menggoyahkan bukan pula pijakanku tuk berdiri
andai kata sang merpati menjadikan itu bukan kiasan hati jangan pernah percaya itu ada dalam hatimu
bukan puranama yang pasti suram ,buram,kelam,hitam,hanya bahasa tubuh
cahaya itu sama sekali tak menerangi,tak juga
tak ada yang perlu di pautkan itu hanya senyawa dalam peraduan
bukanlah.....
walaupun tak manusiawi...
jangan pernah bergurau aku tak baik ada di sisimu
hanya tuhan adalah penunjuk jalanmu,bukan aku,temanmu
Jumat, 17 Juni 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jumat, 17 Juni 2011
15CANDRA
Indramu bukan hayalan bukan sepayah ucapanmu
Bualanmu merajamku di antara hujan deras tua
Salahkah jika kunikmati tubuhmu,hanya berupa sekat
Perbuatanmu merusak putih asli warnaku yamg berangsur pucat
Bibirmu merusak gusiku,dinding kamar kostmu menatap sinis
Ketika ku rapatkan tubuhmu,air gemercik mendesah tersirat bau mulutmu
Jangan pernah menyangkal bahwa ini dosa bukan karma
Ini ada bukan berupa sekat sekat keraguan,ku tahu cintamu busuk!!
Deritan suara lidahmu,ingin ku gigit berhalusinasikan seidikit dendam
Di antara hina aroma khalayak tubuhmu yang berasa ramai jamah jemari
Haram sebenar tubuhmu di dekapanku ku nikmati beraura nafsu
Jangkar mu siap ku tinggalkan,sikapmu selalu menebar senyum antara picis
Linglung kebodohanmu,nama mereka terlihat jelas di jenong jidatmu
Sayang….., ku tahu kau tak buta, semu alasanmu hanya menyesakan dadaku…
Hari ini mendekat valentine,hanya bisu malam ini yang merambat melaju
Sedikitmu sekejap terlintas di antara bau asap rokok,wajahmu ,senyummu,
Tawamu ,bibirmu,mendekap keras di kedua kelopak mataku
Jangan berisik…, dengusan nafasnya menyebul di antara riak hujan yang tak kunjung berhenti memori ini takkan terlupa,ku enggan bicara utarakan sepatah kata,hanya tatapan mata kosong merusak lamunanku
Sayang,ku doakan makin banyak jemari manjamahmu agar kau bisa nikmati
Lupakan janjimu,karena itu hanya sayatan sembilu yang tak pantas
Aku mancintaimu lebih dari ribuan jemari yang menjamahmu
Gelap malam itu wakilkan betapa murah perbutanmu diantara mata-mata
Hanya bangku yang tak berujar,hujan jangan berhenti lihat kekasihku
Berbuat dosa…,arak di tubuhnya membakarnya.
Ini-itu
menyalakan kedua mataku
kau indah hanya dalam sekejap,
berangsur pergilah kau karena kau ada hanya karena temaram
buanglah sedikit tatapan kecilmu,ada tuhan di belakangku,ada Tuhan tepat di bisikan hatimu
bukan munafik
aku tak patut
kaupun tak patut memang bukan....
lihat langit tak perlu menanti,cibirlah jika itu menyakitimu
manusiawi sekali.... buanglah hatiku dalam rancu bising bahasa picikmu,
aku ada dalam angin,bukan sesuatu yang menggoyahkan bukan pula pijakanku tuk berdiri
andai kata sang merpati menjadikan itu bukan kiasan hati jangan pernah percaya itu ada dalam hatimu
bukan puranama yang pasti suram ,buram,kelam,hitam,hanya bahasa tubuh
cahaya itu sama sekali tak menerangi,tak juga
tak ada yang perlu di pautkan itu hanya senyawa dalam peraduan
bukanlah.....
walaupun tak manusiawi...
jangan pernah bergurau aku tak baik ada di sisimu
hanya tuhan adalah penunjuk jalanmu,bukan aku,temanmu
Bualanmu merajamku di antara hujan deras tua
Salahkah jika kunikmati tubuhmu,hanya berupa sekat
Perbuatanmu merusak putih asli warnaku yamg berangsur pucat
Bibirmu merusak gusiku,dinding kamar kostmu menatap sinis
Ketika ku rapatkan tubuhmu,air gemercik mendesah tersirat bau mulutmu
Jangan pernah menyangkal bahwa ini dosa bukan karma
Ini ada bukan berupa sekat sekat keraguan,ku tahu cintamu busuk!!
Deritan suara lidahmu,ingin ku gigit berhalusinasikan seidikit dendam
Di antara hina aroma khalayak tubuhmu yang berasa ramai jamah jemari
Haram sebenar tubuhmu di dekapanku ku nikmati beraura nafsu
Jangkar mu siap ku tinggalkan,sikapmu selalu menebar senyum antara picis
Linglung kebodohanmu,nama mereka terlihat jelas di jenong jidatmu
Sayang….., ku tahu kau tak buta, semu alasanmu hanya menyesakan dadaku…
Hari ini mendekat valentine,hanya bisu malam ini yang merambat melaju
Sedikitmu sekejap terlintas di antara bau asap rokok,wajahmu ,senyummu,
Tawamu ,bibirmu,mendekap keras di kedua kelopak mataku
Jangan berisik…, dengusan nafasnya menyebul di antara riak hujan yang tak kunjung berhenti memori ini takkan terlupa,ku enggan bicara utarakan sepatah kata,hanya tatapan mata kosong merusak lamunanku
Sayang,ku doakan makin banyak jemari manjamahmu agar kau bisa nikmati
Lupakan janjimu,karena itu hanya sayatan sembilu yang tak pantas
Aku mancintaimu lebih dari ribuan jemari yang menjamahmu
Gelap malam itu wakilkan betapa murah perbutanmu diantara mata-mata
Hanya bangku yang tak berujar,hujan jangan berhenti lihat kekasihku
Berbuat dosa…,arak di tubuhnya membakarnya.
Ini-itu
menyalakan kedua mataku
kau indah hanya dalam sekejap,
berangsur pergilah kau karena kau ada hanya karena temaram
buanglah sedikit tatapan kecilmu,ada tuhan di belakangku,ada Tuhan tepat di bisikan hatimu
bukan munafik
aku tak patut
kaupun tak patut memang bukan....
lihat langit tak perlu menanti,cibirlah jika itu menyakitimu
manusiawi sekali.... buanglah hatiku dalam rancu bising bahasa picikmu,
aku ada dalam angin,bukan sesuatu yang menggoyahkan bukan pula pijakanku tuk berdiri
andai kata sang merpati menjadikan itu bukan kiasan hati jangan pernah percaya itu ada dalam hatimu
bukan puranama yang pasti suram ,buram,kelam,hitam,hanya bahasa tubuh
cahaya itu sama sekali tak menerangi,tak juga
tak ada yang perlu di pautkan itu hanya senyawa dalam peraduan
bukanlah.....
walaupun tak manusiawi...
jangan pernah bergurau aku tak baik ada di sisimu
hanya tuhan adalah penunjuk jalanmu,bukan aku,temanmu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar