Jumat, 17 Juni 2011

Senandung rembulan

Bahasa bibirmu berisyarat sesuatu,membingungkan dan tak dapat ku cerna
Tanpa sepatah kata hanya sedikit hela nafas yang berbaur rona pipimu
Isyaratkan aku tuk tunduk agungkan dirimu
Cinta bukan tatapan,bukan sentuhan bibir dan deruan nafsu

Cinta itu putih,tak bersyarat hanya memancarkan kesucian yang tak mungkin ternoda
Tak akan pernah terungkap hanya dengan kiasan gundah hati
Bersemayam dalam kalbu tak terangkum dalam klise sebuah kata
Tersamar bersama lantunan senandung hakiki,yang mungkin tersirat putih suci seperti dirimu

Kau tak pernah ku puja sedikitpun tak juga meramu mu dalam pikirku
Tapi ada keyakinan dalam hangat dekapan tubuhmu,merasuk di tiap tepian hatiku,cintamu suci dan bukan seburuk muka rembulan dan secangkir kopi
Di bawah redup sinaran.

                                                                                                       Muhammad eza jaenuri,13 januari 06

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumat, 17 Juni 2011

Senandung rembulan

Bahasa bibirmu berisyarat sesuatu,membingungkan dan tak dapat ku cerna
Tanpa sepatah kata hanya sedikit hela nafas yang berbaur rona pipimu
Isyaratkan aku tuk tunduk agungkan dirimu
Cinta bukan tatapan,bukan sentuhan bibir dan deruan nafsu

Cinta itu putih,tak bersyarat hanya memancarkan kesucian yang tak mungkin ternoda
Tak akan pernah terungkap hanya dengan kiasan gundah hati
Bersemayam dalam kalbu tak terangkum dalam klise sebuah kata
Tersamar bersama lantunan senandung hakiki,yang mungkin tersirat putih suci seperti dirimu

Kau tak pernah ku puja sedikitpun tak juga meramu mu dalam pikirku
Tapi ada keyakinan dalam hangat dekapan tubuhmu,merasuk di tiap tepian hatiku,cintamu suci dan bukan seburuk muka rembulan dan secangkir kopi
Di bawah redup sinaran.

                                                                                                       Muhammad eza jaenuri,13 januari 06

Tidak ada komentar:

Posting Komentar