Berangsur lunglai kekasihku,menitikan air mata
Berjalan menjemputku memelukku,menatap bening bola mataku
Terisak dalam dingin hanya ada aku dan kau ,bukan keraguan
Aku meragumu karena tabiatmu memaksaku,tak ada dan bukan kejujuran
Hanya hujan yang menangis,bukan aku dan kamu
Duhai engkau sang penabur hati,nikmati hatiku Yang lusuh
Coba tatap aku dengan hatimu,tak usah kau bicara
itu hanya tatapanmu menembus batas imaji aku Tak pernah pikir
Hanya malam ini dan langit yang sangat buram memaksaku
Tak sedikitpun tak kuinginkan mengingatmu atau membagi
Dera tak pernah akan jera tak perlu kau membalasku
Bimbang merambat selubungi seluruh hatiku hitam dan putih
Kesalahan ini butakan dan memiliki sedikit arti dalam titian nanti
Engkau hanya akan menjadi bagian dalam sekelumit ceritaku
Tajam matamu tak bisa bangkitkan kerlingan Yang tlah lalu
Jakarta,12Januari2006 020:20wib,malem
Jumat, 17 Juni 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jumat, 17 Juni 2011
Bukan matamu yang bicara
Berangsur lunglai kekasihku,menitikan air mata
Berjalan menjemputku memelukku,menatap bening bola mataku
Terisak dalam dingin hanya ada aku dan kau ,bukan keraguan
Aku meragumu karena tabiatmu memaksaku,tak ada dan bukan kejujuran
Hanya hujan yang menangis,bukan aku dan kamu
Duhai engkau sang penabur hati,nikmati hatiku Yang lusuh
Coba tatap aku dengan hatimu,tak usah kau bicara
itu hanya tatapanmu menembus batas imaji aku Tak pernah pikir
Hanya malam ini dan langit yang sangat buram memaksaku
Tak sedikitpun tak kuinginkan mengingatmu atau membagi
Dera tak pernah akan jera tak perlu kau membalasku
Bimbang merambat selubungi seluruh hatiku hitam dan putih
Kesalahan ini butakan dan memiliki sedikit arti dalam titian nanti
Engkau hanya akan menjadi bagian dalam sekelumit ceritaku
Tajam matamu tak bisa bangkitkan kerlingan Yang tlah lalu
Jakarta,12Januari2006 020:20wib,malem
Berjalan menjemputku memelukku,menatap bening bola mataku
Terisak dalam dingin hanya ada aku dan kau ,bukan keraguan
Aku meragumu karena tabiatmu memaksaku,tak ada dan bukan kejujuran
Hanya hujan yang menangis,bukan aku dan kamu
Duhai engkau sang penabur hati,nikmati hatiku Yang lusuh
Coba tatap aku dengan hatimu,tak usah kau bicara
itu hanya tatapanmu menembus batas imaji aku Tak pernah pikir
Hanya malam ini dan langit yang sangat buram memaksaku
Tak sedikitpun tak kuinginkan mengingatmu atau membagi
Dera tak pernah akan jera tak perlu kau membalasku
Bimbang merambat selubungi seluruh hatiku hitam dan putih
Kesalahan ini butakan dan memiliki sedikit arti dalam titian nanti
Engkau hanya akan menjadi bagian dalam sekelumit ceritaku
Tajam matamu tak bisa bangkitkan kerlingan Yang tlah lalu
Jakarta,12Januari2006 020:20wib,malem
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar